Indische Partij adalah partai politik pertama tahun 1913 yang berhaluan keras dan dikomandani oleh Tiga Serangkai, yaitu Ernest Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat hanya berumur satu tahun. Tujuan partai ini adalah Indonesia Merdeka. Karena haluan keras dan selalu mengkritik keras kepada Pemerintah Hindia Belanda, terutama karena tulisan Soewardi Soeryaningrat Als ik een Nederlander was …. , maka ketiganya dibuang ke Belanda dan Insche Partij bubar.
Ketika pulang dari pembuangan di Belanda dimana Raden Mas Soewardi Soerjaningrat belajar ilmu pendidikan dan bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan dan garis keras Belanda dan pada saat itu sedang berkembang Contemporary Alternative Education Movement di Eropa dan Asia, nyala api Raden Mas Soewardi Soerjaningrat tidak semakin padam, justru sebaliknya.
Di tahun 1920, atas prakarsa Ki Soetatmo Surjokoesoemo dan Ki Ageng Soerjo Mataram, seperti ditururkan oleh Ki Pronowidigdo1, diadakan permusyawaratan dengan mengundang beberapa orang tokoh partai politik, dan kebatinanan berjiwa revolusioner untuk mencari jalan bagaimana caranya bangsa kita bisa lepas dari penajahan Belanda.
Maka, berdirilah paguyuban Selasa Kliwon yang disingkat SAKA yang beranggota sembilan tokoh yaitu,
- Ki Ageng Suryomataram, non partai
- R.M. Soetatmo Suryo Koesoemo, anggota Volkskraad, wakil Boedi Oetomo.
- Ki Pronowidigdo dari Boedi Oetomo Wakil Ketua Cabang Yogyakarta
- R.M. Prawirowiworo, anggota pengurus BO Yogyakarta
- R.M Sutopo Wonoboyo, Anggota pengurus besar BO
- B.R.M. Subono
- R.M.H. Suryoputro
- R.M.H Suryodirdjo
- R.M. Soewardi Soerjoningrat, BO dan ex Indische Partij
Latar belakang kemunculan SAKA adalah karena dipicu oleh kesadaran bahwa Belanda tidak akan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia. Ketika tahun 1914 pecah perang dunia I , Belanda khawatir kalau pemerintahan Hindia Belanda direbut musuh, maka Boedi Oetomo mengusulkan “militie plicht” yaitu kewajiban rakyat masuk tentara untuk Indonesia. Usul Boedi Oetyomo ditolak, itupuns etelah perang dunia I selesai.
Paguyuban SAKA melakukan pertemuan empat kali di dalem Suryometaraman dan akhirnya menyimpulkan :
“Kemerdekaan bangsa Indonesia hanya bisa direbut kembali dengan jalan PENDIDIKAN, membangkitkan Jiwa Merdeka dan menggemleng mental bangsa Indonesia. Dengan politik saja tidak cukup“
Sebagai tindak lanjut atau implementasinya diputuskan :
- R.M Sowardi Suryaningrat diserahi pendidikan anak-anak berdasar pengalamannya selama di Belanda, disamping sebelum itu sudah menjadi guru pada sekolah Adi Dharmo. Kemudian didirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada 3 Juli 1922 .
- Ki Ageng Suryomataram diserahi tugas untuk menggarap jiwa orang tua dengan Ilmu Kawruhnya. Hingga kini “Kanda Takon” Ilmu Kawruh Ki Ageng Suryo Mataram masih berlangsung di berbagai tempat dengan nama “Junggringan”, termasuk di Jakarta.
Ki Grangsang Putra Ki Ageng Suryomataram, yang tinggal di Kebayoran baru Jakarta, menjelaskan dengan singkat mengenai kegiatan ayahandanya dengan menyanyi lagu Indonesia Raya, yaitu :
Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya, untuk Indonesia Raya
__________________
1 Pendidikan dan Pembangunan, 50 tahun Taman Siswa, Majelis Luhur Taman Siswa, hal., 307-308,